Masuk Masa Pensiun, Prof Alaidin Koto Hadirkan “Pondok Profesor”, Wadah Bagi Para Akademisi untuk Silaturahmi

SUMUTTODAY.COM – Bagi Prof. Alaidin Koto, pensiun bukan berarti berhenti berkarya. Meski sudah tidak lagi aktif di dunia akademik, semangatnya untuk terus berkontribusi tidak surut. Justru, dari masa pensiunnya lahirlah sebuah gagasan menarik—Pondok Profesor, sebuah tempat makan dan ngopi yang lebih dari sekadar tempat kuliner yang berlokasi di Jalan HR. Soebrantas Gang Amal, Pekanbaru.

“Setelah pensiun ini, rasanya saya tak mau pensiun,” ujar Prof. Alaidin sambil tersenyum dikutip dari laman bertuahpos.com. “Di kampus saya sudah pensiun, tapi ada juga yang tidak membolehkan saya pensiun. Yang jelas, bagaimana saya bisa memanfaatkan waktu yang masih Allah berikan ini,” tambahnya.

Dari pemikiran itu, lahirlah ide untuk membangun Pondok Profesor, sebuah tempat yang bukan hanya menawarkan makanan dan kopi, tetapi juga menjadi wadah bagi para akademisi, sahabat, dan masyarakat luas untuk bersilaturahmi. Menurutnya, tak ada kebahagiaan yang lebih besar selain bisa berkumpul dan bertukar cerita dengan kawan-kawan lama.

Sebagai seorang yang telah lama berkecimpung di dunia pendidikan, Prof. Alaidin memahami betul bahwa ilmu tidak hanya berkembang di ruang kelas, tetapi juga dari percakapan santai yang penuh makna. Di Pondok Profesor, ia ingin menciptakan suasana di mana siapa saja bisa datang, berbincang, dan berbagi pengalaman tanpa batas.

Ustaz Abdul Somad, seorang ulama terkemuka yang juga sering hadir di Pondok Profesor, mengapresiasi keberadaan tempat ini. “Saya tak bisa bercerita tentang masa lalu, karena tak tahu di mana tempat bercerita. Sekarang, ada tempat berkumpul dan tempat bercerita di Pondok Profesor,” ungkapnya.

Bukan hanya sekadar tempat berkumpul, Pondok Profesor juga diharapkan menjadi pusat diskusi intelektual dan spiritual. Dengan suasana yang nyaman dan akrab, siapa pun bisa datang untuk sekadar menikmati kopi, bertukar pikiran, atau mendengar kisah-kisah inspiratif dari para akademisi dan tokoh masyarakat.

Lebih dari itu, tempat ini juga mencerminkan semangat Prof. Alaidin untuk terus berbagi dan menjaga silaturahmi. Ia berharap Pondok Profesor bisa menjadi rumah kedua bagi banyak orang, tempat di mana gagasan baru lahir dan kenangan lama kembali dihidupkan.

Dengan konsep unik yang menggabungkan kuliner, kebersamaan, dan diskusi bermakna, Pondok Profesor bukan hanya sekadar warung kopi biasa. Ini adalah ruang yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan—tempat di mana ilmu, cerita, dan kebersamaan terus mengalir tanpa henti.***

Share